tag:blogger.com,1999:blog-19421759066585832962024-03-14T07:42:48.645-07:00Pacaran Bagi Anak-anak Tuhan (Kristen)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00811985912625363572noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1942175906658583296.post-33965136249633849002013-01-05T21:47:00.001-08:002013-01-05T21:49:19.195-08:00<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS5EgYK3UHD9S2m_M_bWDtHCQKqwWbHdIFb12rfzAhi5viYYZR3QjvlNy39Fuh4E3tHufAMB2fjkg9njXzja5N7xmN5vsFbv2NV7ffvRO4wYX30r5lXLRMukLgMdgWVfY1D9W9UjkbEhWR/s1600/5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS5EgYK3UHD9S2m_M_bWDtHCQKqwWbHdIFb12rfzAhi5viYYZR3QjvlNy39Fuh4E3tHufAMB2fjkg9njXzja5N7xmN5vsFbv2NV7ffvRO4wYX30r5lXLRMukLgMdgWVfY1D9W9UjkbEhWR/s320/5.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dari segala kejadian dalam hidup ini, jatuh cinta mungkin
merupakan hal yang paling indah dan menyenangkan. Bila seseorang sedang
jatuh cinta, ia akan merasa seperti sedang berjalan diatas awan, semua
terlihat menjadi lebih indah, lebih menyenangkan, lebih mudah, dan
seakan-akan segala hal dapat ditanggungnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Lain halnya dengan pacaran. Pacaran merupakan tahap selanjutnya atau
mungkin salah satu tindak lanjut dan wujud nyata dari sebuah perasaan
yang dinamakan jatuh cinta tersebut. Banyak cerita indah yang bisa kita
dengar, kita baca atau bahkan kiat tonton di film-film tentang
pacaran. Tapi pada kenyataan pacaran tidak selalu indah dan manis.
Dalam film-film sering diperlihatkan bahwa cinta mampu mengalahkan
segalanya dan cinta akan selalu menang. Tapi apakah benar demikian
dalam kehidupan nyata?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tulisan berikut ini akan membawa kita lebih dalam dan lebih serius
berpikir tentang pacaran, khususnya bila kita hubungkan dengan iman
Kristiani. Karena kita tahu bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan
perempuan dengan tujuan yang mulia dan sempurna. Namun pada
kenyataannya banyak anak-anak Tuhan yang sering jatuh imannya karena
masalah pacaran ini dan yang lebih menyedihkan, mereka menjadi batu
sandungan bagi orang-orang disekitarnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Ada banyak anak remaja menganggap pacaran hanya sekedar untuk
mengisi waktu luang, tanpa alasan dan pengertian yang benar tentang
pacaran itu sendiri. Menurut Pdt. Gilbert Lumoindong dalam khotbahnya
mengatakan bahwa, sesungguhnya berpacaran adalah satu persiapan menuju
pernikahan. Jadi orang yang berpacaran artinya orang tersebut sedang
mempersiapkan rumah tangganya dan masa pacaran itu menjadi masa yang
paling penting untuk kelangsungan rumah tangga di masa datang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Lalu apa yang Tuhan harapkan dari anak-anakNya? Pacaran yang seperti
apa yang indah dimata Tuhan? Apa inti dan maksud dari pacaran yang
sesungguhnya? Dan apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini? Dan banyak
lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya. Yang pasti jatuh cinta adalah
normal dan pacaran tidaklah dosa.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>1. Mengapa Berpacaran? </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Seringkali bila seseorang sedang jatuh cinta maka orang itu akan
berkata, “Oh dia begitu menarik, dia begitu cantik, saya sungguh jatuh
cinta kepadanya. Saya ingin cepat-cepat lulus kuliah dan menikah
dengannya.” Tetapi Alkitab mengatakan nantikanlah Tuhan dan segala
sesuatu terjadi indah pada waktunya. Karena terlalu terburu-buru
seringkali orang gagal dalam berpacaran dan lebih parahnya lagi gagal
dalam rumah tangga.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Bila kita baca dalam Alkitab dari kitab Kejadian hingga Wahyu, kita
tidak bisa menemukan kata pacaran. Pacaran tidak pernah tercantum dalam
Alkitab. Lalu apakah pacaran Alkitabiah?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>Persiapan berumah tangga </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dalam Matius pasalnya yang pertama kita bisa baca kisah antara Maria
dan Yusuf yang telah bertunangan. Kenapa Alkitab menuliskan
bertunangan? Dalam hal ini Alkitab ingin menekankan satu hal bahwa
hubungan tersebut sangatlah serius. Mereka sedang mempersiapkan diri
menuju pernikahan. Jadi sesungguhnya bisa saja kita berkata, pacaran
itu tidak perlu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kita tidak bisa berkata kalau tunangan lebih serius sedangkan
berpacaran tidak serius. Bila begitu perbedaannya maka anak-anak Tuhan
bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain, karena mereka
pacaran-putus-ganti, pacaran-putus-ganti, sehingga tidak bisa menjadi
kesaksian dalam hidupnya. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa kalau
seseorang sudah bertunangan maka ia tidak bisa putus, ini pun tidak
benar. Orang yang telah bertunangan masih tetap bisa putus. Jadi bisa
kita liat batas yang sangat-sangat tipis antara pacaran dan tunangan.
Tapi yang terpenting adalah bahwa pacaran tidak lebih sedikit kadar
keseriusannya dari tunangan. Sehingga kita bisa katakan bahwa pacaran
pun merupakan persiapan menuju rumah tangga. Pertanyaannya apa yang
perlu dipersiapkan dalam masa pacaran?</span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
</span><br />
<ol>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Pengertian yang jelas dan benar tentang pernikahan. Ini bukan
sekedar kesenangan tubuh, kepuasan seksual, tapi ini merupakan rencana
Tuhan. Kejadian 2:18 mengatakan bahwa manusia tidak bisa hidup seorang
diri. </span></li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Mengenal pasangan kita. Kitalah yang akan hidup seumur hidup dengan
pasangan kita. Matius 19:6 mengatakan apa yang telah dipersatukan
Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Jangan sampai setelah kita
menikah, kita baru menyesal, “Akh kenapa saya mau sama dia?” atau yang
lebih aneh lagi bila kita sampai berkata, “Kalau saya tau dia seperti
itu, maka saya tidak mau menikah dengannya.” Kalau kita tidak mau hal
tersebut terjadi, maka selama pacaran inilah kita harus mengenal
baik-baik seperti apa pasangan kita. Bukan mengenal bentuk tubuhnya,
tetapi mengenal sifat dan pribadinya baik yang positif maupun yang
negatif. </span></li>
</ol>
<br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>2. Tanggung Jawab dan Kedewasaan </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kejadian 24:1 dan 4 menuliskan: Adapun Abraham telah tua dan lanjut
umurnya….Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan mengambil seorang
isteri untuk anakku Ishak. Dikatakan disini bahwa Abraham telah tua,
bisa kita bayangkan bahwa Ishak telah dewasa.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Apa itu dewasa? Banyak anak remaja mengatakan, “Saya kan sudah 17
tahun, maka saya sudah dewasa, saya boleh berpacaran.” Pdt. Gilbert
Lumoindong mengatakan bahwa dewasa tidak ditentukan oleh umur. Jadi apa
sebenarnya yang disebut dewasa?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>2.1. Bisa Membedakan Benar dan Salah </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dewasa itu artinya bila seseorang sudah bisa membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Sehingga ia tidak mudah goyah dalam
menghadapi masalah dan cobaan. Ia pun tidak bisa tertipu dengan
kata-kata manis, “Ayolah toh tidak masalah kita berhubungan seks dalam
masa pacaran, kan saya yang akan menikah dengan kamu nantinya.”</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Karena belum dewasa dan tidak ada tanggung jawab maka seringkali
kita temukan banyak anak-anak muda yang harus menikah karena
‘kecelakaan’. Dan banyak pula pasangan-pasangan muda yang menikah sudah
tidak lagi dalam keadaan yang kudus. Ini semua karena ia tidak tahu
mana yang baik dan mana yang salah, yang ada dipikirannya hanya apakah
itu menyenangkan atau tidak. Seorang yang dewasa tidak akan bisa
tertipu, walaupun itu menyenangkan tapi bila itu tidak benar, maka ia
berani berkata TIDAK.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>2.2. Bukan Hanya Diperhatikan tetapi Memperhatikan </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Bila hidup kita hanya ingin mengharapkan perhatian dan perhatian,
maka apa yang terjadi? Disini penyebabnya kenapa orang
pacaran-putus-ganti, pacaran-putus-ganti, karena bila disini ia
diperhatikan maka kasihnya akan beralih kepada orang yang memberi
perhatian.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Ada kalanya pasangan kita sibuk dengan urusan tertentu, lalu kita
merasa kurang diperhatikan lagi. Tiba-tiba muncul orang lain yang bisa
memberi perhatian lebih dari pasangan kita. Maka kita akan kembali
jatuh cinta pada orang yang memberi perhatian itu. Ini bukti dari
ketidakdewasaan, bukti kekanak-kanakan. Dia hanya mengikuti kesenangan
hatinya saja. Orang yang dewasa tidak hanya ingin diperhatikan tetapi
juga harus memperhatikan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>2.3. Bertanggung Jawab </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Orang yang dewasa adalah seorang yang memiliki tanggung jawab.
Tanggung jawab dalam arti bahwa dia sadar bahwa ia punya tugas. Bila ia
seorang pelajar, maka ia tau tugasnya yang utama adalah belajar.
Sehingga pacaran tidak akan mengganggu aktivitasnya sebagai pelajar.
Ada orang yang masuk dalam masa pacaran maka pelajaran menjadi
berantakan, hidupnya jadi tidak teratur lagi dan tidak ingat tugasnya.
Ini juga ciri dari orang yang belum dewasa.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Jadi sungguh jelas bahwa orang yang berpacaran harus memiliki sifat kedewasaan dan tanggung jawab.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3. Prinsip-prinsip Berpacaran </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dalam menentukan teman hidup kita bekerjasama dengan Allah. Allah
telah menyediakan bagi kita seorang teman hidup yang sesuai dengan
rencanaNya. Tetapi untuk mengetahui orang seperti apa yang Tuhan akan
berikan kepada kita, maka kita harus tahu prinsip-prinsip dasar dalam
memilih pacar yang berkenan di hadapan Tuhan. Prinsip ini harus kita
pegang teguh, jangan sampai kita menjadi ragu-ragu dan mulai bingung
apakah kita mau berpacaran dengan si A atau dengan si B. Banyak hal
yang harus kita perhatikan dalam memilih pacar.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3.1. Seiman dan Seimbang </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">2 Korintus 6:14 menuliskan: Janganlah kamu merupakan pasangan yang
tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya. Hal ini sangat penting
sekali untuk diingat oleh setiap anak Tuhan. Kita harus berani berkata
tidak dengan orang yang tidak seiman. Mengapa harus seiman? Karena
dalam keluarga Kristiani, Kristuslah yang menjadi kepala dalam
keluarga. Dengan dasar iman kita banyak membuat keputusan. Contoh yang
sangat mudah, bila suatu saat kita dipecat dari pekerjaan. Orang
beriman akan datang kepada Tuhan dan berdoa, tetapi orang tidak beriman
bisa sampai bunuh diri karena putus asa. Kita sebagai anak Tuhan tidak
bisa selalu sejalan dengan yang bukan anak Tuhan, maka akan terjadi
banyak masalah di kemudian hari.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Seringkali orang berkata, “Ya nanti saya injili dia.” Hati-hati
dengan hal ini, bila kita tidak kuat bisa-bisa kita yang mundur dari
Tuhan. Jangan pakai pacaran sebagai media untuk penginjilan. Hal itu
sangat beresiko tinggi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Lalu apa yang dimaksud dengan seimbang? Seimbang disini berarti
pasangan kita sama-sama punya kerinduan untuk bertumbuh di dalam Tuhan.
Karena sekarang ini banyak sekali orang Kristen KTP. Orang Kristen KTP
bukanlah orang Kristen yang sungguh-sungguh, jadi hampir sama saja
dengan orang yang bukan Kristen dan akhirnya kita akan menemukan
masalah-masalah yang sama seperti bila kita berpacaran dengan orang
yang tidak seiman.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3.2. Pakailah Akal Sehat </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kejadian 24:14 menulis demikian: Kiranya terjadilah begini: anak
gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya
aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan
kuberi minum; dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak;
maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih
setia-Mu kepada tuanku itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Ayat ini memperlihatkan bahwa Eliazar, hamba Abraham yang mendapat
tugas mencarikan isteri untuk Ishak memakan akal sehatnya. Ia mencari
seorang wanita yang baik, yang rajin bekerja, yang mau menolong dan
murah hati.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Orang bilang “Love is blind”. Hal ini tidak berlaku buat anak-anak
Tuhan. Justru dalam masa pacaran kita harus mengenali pasangan kita
dengan sungguh-sungguh. Kita buka mata kita terhadap semua sifat-sifat
pasangan kita baik itu yang positif maupun yang negatif. Bila kita
pakai prinsip “Love is blind” maka kita tidak boleh bersedih bila nanti
kita baru tau bahwa pasangan kita malas luar biasa. Jangan sampai kita
harus mencucurkan banyak airmata hanya karena kalimat “Love is blind”
ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3.3. Membangun Kerohanian Kita </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Hal yang satu ini seringkali terlupakan oleh kita. Padahal banyak
sekali orang yang setelah berpacaran malah lupa sama Tuhan. Malam
minggu yang biasanya datang ke persekutuan pemuda remaja, maka setelah
punya pacar selalu bisa ditemui di bioskop atau di mall bersama
pacarnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Allah menciptakan Hawa untuk melengkapi Adam, sehingga mereka berdua
bisa saling memebantu dan menopang hingga menjadi pribadi yang serupa
dan segambar dengan Allah. Jadi perlu kita teliti, apakah pacar kita
bisa membawa kita semakin dekat kepada Allah atau justru malah menjauh
dari Allah?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3.4. Hidup Kudus </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">1 Tesalonika 4:3 mengatakan: Karena inilah kehendak Allah:
pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan. Percabulan bukan
dosa terhadap orang lain tetapi terhadap diri sendiri (1 Korintus
6:18). Masalah ini sudah sempat dibahas sedikit di bagian sebelumnya.
Bahwa hubungan seks hanyalah untuk pasangan suami isteri yang telah
diberkati Tuhan dalam pernikahan kudus.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Lalu mulai muncul pertanyaan-pertanyaan, “Kalau begitu sampai dimana
kami boleh berpacaran? Pegangan tangan boleh tidak? Pelukan boleh
tidak? Ciuman bagaimana?”</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Alkitab tidak menuliskan secara hurufiah apakah pegangan tangan,
pelukan atau ciuman itu berdosa atau tidak. Tetapi kita berpegangan
tangan itu atas dasar dorongan seksual. Ada keinginan untuk menyentuh
pasangan kita. Dan suatu saat pegangan tangan tidak cukup, maka mulai
berpelukan. Hingga satu saat berpelukan pun tidak cukup, mulailah
ciuman. Dan si Iblis sudah menunggu di dekat kita, siap menangkap kita
dalam dosa hubungan seks diluar nikah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Gambar dibawah ini memperlihatkan proses tindakan seksual dalam
berpacaran. Bagi anak-anak wanita Kristen hal ini sangat penting
sekali, bahwa seorang wanita harus bisa menghargai dirinya terlebih
dahulu, maka pria akan menghargainya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Berhubungan dengan hal ini ada baiknya bila pacaran dibangun atas
dasar persahabatan yang murni. Karena seorang sahabat mengasihi tidak
dengan nafsu dan kasih eros. Sehingga ia tidak akan berniat untuk
merugikan atau menyakiti pasangannya apalagi melakukan pelecehan
seksual.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3.5. Atas Seijin Orang Tua </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Efesus 6:1 menuliskan: Hai anak-anak taatilah orangtuamu di dalam
Tuhan, karena haruslah demikian. Atas dasar takut akan Tuhan, kita
harus mentaati orang tua kita. Bila orang tua kita saja tidak
memberkati hubungan kita apalagi Tuhan yang Maha Kudus?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Banyak sekali anak-anak Tuhan yang berpacaran tanpa seijin orang
tua. Hal ini akan sangat menyakitkan di kemudian hari. Bila seandainya
toh ternyata benar bahwa pilihan kita tidak benar, maka kita akan
merasa bersalah, menyesal dan malu. Kita sudah menentang orang tua dan
ternyata hidup kita pun tidak bahagia. Bagi pasangan yang mempunyai
masalah dengan orang tua, hendaklah mereka berdoa bersama kepada Tuhan.
Tuhan akan bekerja melembutkan hati orang tua kita, bila memang Tuhan
berkenan atas hubungan kita tersebut.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><b>3.6 Jangan Manipulasi Rohani </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Hal ini banyak terjadi pada waktu belakangan ini. Tiba-tiba
seseorang menghampiri diri kita dan berkata, “Kata Tuhan, kamulah
pasangan hidup saya.” Jangan sampai kita menggunakan cara ini untuk
menarik perhatian seseorang. Dan kita pun jangan mudah percaya dengan
kalimat yang menyejukkan ini. Karena hal ini sangat jarang terjadi.
Pada umumnya pacaran adalah proses, bukan dalam sekejap “Kata Tuhan…”</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dengan bijaksana kita harus datang kembali kepada Tuhan untuk
menanyakan hal tersebut dan kembali mengecek ulang prinsip-prinsip
lainnya yang sudah dituliskan diatas. Dan yang terpenting pula adalah
bahwa kita pun harus bisa mengasihi pasangan kita. Jangan kita
berpacaran karena kasihan, karena simpati atau karena manipulasi rohani
diatas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Diatas segala prinsip-prinsip ini, kita harus sabar menantikan waktu
Tuhan. Jangan tergesa-gesa dalam berpacaran dan awali segala sesuatu
dengan doa, termasuk dalam memilih teman hidup. Karena rumah tangga
bisa menjadi sorga buat kita namun ia pun bisa menjadi neraka buat
kita.</span><br />
<a name='more'></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00811985912625363572noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668112999999998 72.61273300000002 30.089563 155.22992100000002